Tulisan Ilmu Sosial Dasar
-Internasional-
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu pengetahuan dapat dikelompokan melalui
beberapa cara. Secara umum ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya
atau lebih umum disebut ilmu pengetahuan humaniora. Pengelompokan ilmu
pengetahuan ini yang mendasari pengembangan Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial
Dasar, dan Ilmu Budaya Dasar sebagai matakuliah dasar umum yang wajib diambil
oleh mahasiswa di samping matakuliah dasar umum lainnya seperti Agama,
Pancasila, dan Kewiraan. Matakuliah Ilmu Sosial Dasar bukanlah merupakan suatu
disiplin ilmu tetapi lebih merupakan kajian yang sifatnya multi atau
interdisipliner. Ilmu Sosial Dasar diajarkan untuk memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum kepada mahasiswa tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di sekitamya. Dengan demikian,
diharapkan mahasiswa dapat memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap lingkungan
sosialnya. Dengan kepekaan sosial yang dimilikinya, mahasiswa diharapkan
memiliki kepedulian sosial dalam menerapkan ilmunya di masyarakat.
Ilmu Sosial Dasar di Internasional
Salah satu yang berpengaruh di
dunia internasional adalah Amerika Serikat. Salah satu masalah social yang
terjadi di Amerika Serikat adalah mengenai Rasisme dan Darwinisme
Rasisme dan Darwinisme Sosial di
Amerika
Tidak hanya di Inggris, Darwinisme sosial juga memberikan
dukungan bagi kaum rasis dan imperialis di negara-negara lain. Karenanya, paham
ini tersebar dengan cepat ke seluruh dunia. Yang terdepan di antara para
penganut teori tersebut adalah presiden Amerika Serikat, Theodore Roosevelt.
Roosevelt adalah pendukung terkemuka dan tokoh yang menerapkan program
pembersihan etnis terhadap penduduk asli Amerika dengan dalih “pemindahan
paksa”. Dalam buku The Winning of the West, ia merumuskan ideologi pembantaian,
dan mengatakan bahwa peperangan antar ras hingga titik penghabisan melawan suku
Indian sungguh tidak terelakkan.25 Yang menjadi sandaran utamanya adalah
Darwinisme, yang telah memberikan dalih baginya untuk menganggap penduduk asli
sebagai spesies terbelakang.
Sebagaimana perkiraan Roosevelt, tak satupun perjanjian dengan penduduk asli Amerika yang dihormati, dan ini pun mendapatkan pembenaran palsu dari teori “ras terbelakang”. Pada tahun 1871, Konggres mengabaikan semua perjanjian yang dibuat dengan penduduk asli Amerika dan memutuskan untuk membuang mereka ke daerah tandus, tempat mereka menunggu-nunggu saat datangnya kematian. Jika pihak lain tidak dianggap sebagai manusia, bagaimana mungkin perjanjian yang dibuat dengan mereka memiliki keabsahan?
Roosevelt juga mengemukakan bahwa peperangan antar ras sebagaimana disebutkan di atas merupakan tanda keberhasilan tersebarnya orang-orang berbahasa Inggris (Anglo-Saxons) ke seluruh dunia.
Sebagaimana perkiraan Roosevelt, tak satupun perjanjian dengan penduduk asli Amerika yang dihormati, dan ini pun mendapatkan pembenaran palsu dari teori “ras terbelakang”. Pada tahun 1871, Konggres mengabaikan semua perjanjian yang dibuat dengan penduduk asli Amerika dan memutuskan untuk membuang mereka ke daerah tandus, tempat mereka menunggu-nunggu saat datangnya kematian. Jika pihak lain tidak dianggap sebagai manusia, bagaimana mungkin perjanjian yang dibuat dengan mereka memiliki keabsahan?
Roosevelt juga mengemukakan bahwa peperangan antar ras sebagaimana disebutkan di atas merupakan tanda keberhasilan tersebarnya orang-orang berbahasa Inggris (Anglo-Saxons) ke seluruh dunia.
Salah seorang pendukung utama rasisme Anglo-Saxon, pendeta
evolusionis Protestan asal Amerika, Josiah Strong, memiliki jalan berpikir yang
sama. Ia menulis perkataan berikut:
Kemudian dunia benar-benar akan memasuki babak baru dalam sejarahnya – kompetisi akhir di antara ras-ras di mana ras Anglo-Saxon tengah menjalani pelatihan untuk menghadapinya. Jika perkiraan saya tidak keliru, ras kuat ini akan bergerak memasuki Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, bergerak keluar memasuki pulau-pulau yang ada di lautan, ke seberang memasuki Afrika dan seterusnya, dan menguasai semua wilayah. Dan adakah yang meragukan bahwa hasil kompetisi ini adalah “kelangsungan hidup bagi yang terkuat?”. Kaum rasis terkemuka yang menggunakan Darwinisme Sosial sebagai dalih adalah mereka yang memusuhi ras kulit hitam. Mereka mengelompokkan ras menjadi beberapa tingkatan, menempatkan ras kulit putih sebagai yang paling unggul dan kulit hitam sebagai yang paling primitif. Teori-teori rasis mereka ini sangat bersesuaian dengan teori evolusi.
Kemudian dunia benar-benar akan memasuki babak baru dalam sejarahnya – kompetisi akhir di antara ras-ras di mana ras Anglo-Saxon tengah menjalani pelatihan untuk menghadapinya. Jika perkiraan saya tidak keliru, ras kuat ini akan bergerak memasuki Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, bergerak keluar memasuki pulau-pulau yang ada di lautan, ke seberang memasuki Afrika dan seterusnya, dan menguasai semua wilayah. Dan adakah yang meragukan bahwa hasil kompetisi ini adalah “kelangsungan hidup bagi yang terkuat?”. Kaum rasis terkemuka yang menggunakan Darwinisme Sosial sebagai dalih adalah mereka yang memusuhi ras kulit hitam. Mereka mengelompokkan ras menjadi beberapa tingkatan, menempatkan ras kulit putih sebagai yang paling unggul dan kulit hitam sebagai yang paling primitif. Teori-teori rasis mereka ini sangat bersesuaian dengan teori evolusi.
Pendukung
gagasan rasis evolusionis yang terkenal lainnya, Carleton Coon, mengemuka-kan
dalam bukunya The Origins of Race yang terbit pada tahun 1962 bahwa ras kulit
hitam dan ras kulit putih adalah dua spesies berbeda yang telah berpisah satu
sama lain pada zaman Homo erectus. Menurut Coon, ras kulit putih berevolusi
lebih maju setelah pemisahan ini. Para pendukung diskriminasi terhadap ras
kulit hitam telah menggunakan penjelasan ‘ilmiah’ ini sejak lama.
Keberadaan
teori ilmiah yang mendu-kungnya telah meningkatkan pertumbuhan rasisme di
Amerika dengan pesat. W.E. Dubois, yang dikenal sebagai penentang diskriminasi
ras, menyatakan bahwa “permasalahan abad ke-20 adalah permasalahan tentang
diskrimi-nasi warna kulit”. Menurutnya, kemunculan masalah rasisme yang
sedemikian meluas di sebuah negara yang ingin menjadi paling demokratis di
dunia, yang dalam beberapa hal tampak berhasil mencapainya, merupakan suatu
keanehan yang cukup penting. Penghapusan perbudakan belumlah cukup untuk
membangun persaudaraan di antara orang-orang kulit hitam dan kulit putih. Ia
berpendapat bahwa diskriminasi resmi, yang dahulunya pernah diberlakukan dalam
waktu singkat, pada masa sekarang telah menjadi suatu kenyataan dan keadaan
yang sah secara hukum, yang jalan keluarnya masih dalam pencarian
Kemunculan
undang-undang diskriminasi ras pertama, yang dikenal sebagai “Undang-Undang Jim
Crow” (Jim Crow digunakan oleh warga kulit putih sebagai salah satu nama celaan
untuk orang kulit hitam) juga terjadi pada masa itu. Ras kulit hitam
benar-benar tidak diperlakukan sebagaimana layaknya manusia, dipandang rendah
dan diperlakukan dengan hina di mana-mana. Terlebih lagi, ini bukanlah sikap
segelintir rasis secara orang per orang, namun telah ditetapkan sebagai
kebijakan resmi negara Amerika dengan undang-undangnya tersendiri. Segera
setelah dikeluarkannya undang-undang pertama yang menyetujui pemisahan ras pada
kereta api dan trem di Tennessee pada tahun 1875, seluruh negara bagian di
Selatan menerapkan pemisahan ini pada kereta api mereka. Tanda bertuliskan
“Whites Only” (“Hanya Untuk Kulit Putih”) dan “Blacks” (“Kulit Hitam”)
tergantung di mana-mana. Sebenarnya, semua ini hanyalah pemberian status resmi
pada keadaan yang sebelumnya telah ada. Pernikahan antar ras yang berbeda
dilarang. Menurut undang-undang yang berlaku, pemisahan ras wajib dilaksanakan
di rumah sakit, penjara, dan tempat pemakaman. Pada penerapannya, peraturan ini
juga merambah ke hotel, gedung pertunjukan, perpustakaan, bahkan lift dan
gereja. Tempat di mana terjadi pemisahan ras paling jelas adalah sekolah.
Penerapan kebijakan ini berdampak paling besar terhadap warga kulit hitam, dan
merupakan penghalang utama bagi kemajuan peradaban mereka.
Penerapan
kebijakan pemisahan ras diwarnai dengan gelombang kekerasan. Terjadi
peningkatan tajam pada jumlah orang kulit hitam yang dihukum mati tanpa melalui
proses pengadilan. Antara tahun 1890 dan 1901, sekitar 1.300 orang kulit hitam
dihukum mati. Akibat perlakuan ini, orang-orang kulit hitam melakukan
perlawanan di beberapa negara bagian.
Gagasan dan teori rasis mewarnai masa-masa tersebut. Tak lama kemudian, rasisme biologis Amerika diterapkan sebagaimana hasil penelitian yang dicapai R. B. Bean melalui metoda pengukuran tengkoraknya, dan dengan dalih melindungi penduduk benua baru tersebut dari gelombang migrasi tak terkendali, muncullah rasisme Amerika gaya . Madison Grant, pengarang buku The Passing of the Great Race (1916) menulis bahwa percampuran dua ras tersebut akan menyebabkan munculnya ras yang lebih primitif dibanding spesies berkelas rendah, dan ia menghendaki pelarangan atas perkawinan antar ras. 31
Rasisme telah ada di Amerika sebelum Darwin, sebagaimana halnya di seluruh dunia. Namun, seperti yang telah kita ketahui, Darwinisme memberikan dukungan nyata terhadap pandangan dan kebijakan rasis di paruh kedua abad ke-19. Sebagai contoh, sebagaimana yang telah kita pahami dalam bab ini, ketika para pendukung rasisme melontarkan pandangan mereka, mereka menggunakan pernyataan Darwinisme sebagai dalih. Gagasan yang dianggap biadab sebelum masa Darwin, kini mulai diterima sebagai hukum alam.
Gagasan dan teori rasis mewarnai masa-masa tersebut. Tak lama kemudian, rasisme biologis Amerika diterapkan sebagaimana hasil penelitian yang dicapai R. B. Bean melalui metoda pengukuran tengkoraknya, dan dengan dalih melindungi penduduk benua baru tersebut dari gelombang migrasi tak terkendali, muncullah rasisme Amerika gaya . Madison Grant, pengarang buku The Passing of the Great Race (1916) menulis bahwa percampuran dua ras tersebut akan menyebabkan munculnya ras yang lebih primitif dibanding spesies berkelas rendah, dan ia menghendaki pelarangan atas perkawinan antar ras. 31
Rasisme telah ada di Amerika sebelum Darwin, sebagaimana halnya di seluruh dunia. Namun, seperti yang telah kita ketahui, Darwinisme memberikan dukungan nyata terhadap pandangan dan kebijakan rasis di paruh kedua abad ke-19. Sebagai contoh, sebagaimana yang telah kita pahami dalam bab ini, ketika para pendukung rasisme melontarkan pandangan mereka, mereka menggunakan pernyataan Darwinisme sebagai dalih. Gagasan yang dianggap biadab sebelum masa Darwin, kini mulai diterima sebagai hukum alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar